yuhuuuu...... hari ini terakhir pelajaran PJJ.. dan ini semoga bukan posting terakhir about PJJ. alhamdulillah ujian tadi lancar.. dan semoga mendapatkan hasil yang memuaskan...

Nama              : Siti Eva Tuniyati
Jurusan          : D4 Animasi

1.    Perbedaan 2 model pembelajaran Pendidikan Tatap Muka dan Pendidikan Jarak Jauh dari segi:
a.      Pengajar (Guru/Dosen)
Untuk segi Pendidikan atap Muka:
§  Pengajar dapat mengenal lebih dekat dengan peserta didik
§  Pengajar Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan peserta didik
§  Pengajar dapat interaksi secara langsung dengan peserta didik
§  Pengajar dapat mengetahui semua proses pembelajaran secara langsung
§  Pengajar dalam mengikuti diskusi yang dilakukan antar peserta didik maupun dengan pengajar.
§  Dapat menjelaskan secara detail jika adanya materi dengan praktikum

b.      Peserta Didik (Siswa/Mahasiswa)
Untuk segi Pendidikan atap Muka, peserta didik merasa adanya interaksi secara langsung akan merupakan sesuatu yang istimewa. ini tidak hanya diperlukan untuk hal-hal yang bersifat sosial, tetapi juga untuk kegiatan akademik. Dalam menggapai berbagai konsep, seseorang memerlukan teman diskusi atau memerlukan teman yang dapat memberikan konfirmasi tentang kemantapan konsep yang dikuasainya. Memang hal ini dapat dilakukan secara jarak jauh, misalnya melalui internet, namun dari sisi kemanusiaan, senyum seorang teman tidak dapat digantikan dengan mesin apapun. Selain itu dapat memotivasi peserta didik mengikuti tutorial dan memberi peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya, perlu dipikirkan satu cara yang dapat mengakomodasi kebutuhan ini. Dengan cara ini, proses belajar akan menjadi lebih bermakna karena penilaian terhadap penguasaan peserta didik tidak hanya ditentukan oleh ujian akhir, tetapi juga oleh prestasi yang dicapai selama proses pembelajaran berlangsung.
Untuk segi Pendidikan Jarak Jauh, tutorial jarak jauh dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang paling sederhana sampai yang paling canggih. Cara mana pun yang digunakan, esensi pembelajaran harus selalu tercermin dalam bentuk fasilitasi dan pemberian motivasi.
Oleh karena itu, dalam setiap jenis tutorial, langkah-langkah atau urutan penyajian harus selalu diperhatikan karena aspek-aspek tersebut memang merupakan peristiwa pembelajaran yang terkait dengan tahap-tahap belajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Gagne (1985). Langkah-langkah tersebut akan memungkinkan peserta didik merasakan kedekatan dengan pengajarnya, meskipun tutorial tersebut diberikan secara jarak jauh.

c.       Bahan Ajar yang digunakan
Tutorial yang Bersifat Pengkajian Substansi, Tutorial tatap muka jenis ini difokuskan pada kemampuan peserta didik untuk menguasai substansi materi mata kuliah yang lebih bersifat kognitif, termasuk yang bersifat keterampilan kognitif atau yang disebut oleh Gagne (1985) sebagai keterampilan intelektual. Karena fokusnya adalah pengkajian, kegiatan tutorial lebih banyak diisi dengan diskusi atau kerja kelompok untuk menerapkan konsep tertentu.
Oleh karena tutorial tatap muka tidak terlalu sering dilakukan, pertemuan tatap muka sebaiknya dimanfaatkan untuk menyepakati cara kerja, membahas laporan atau hasil diskusi, serta merancang kegiatan berikutnya.
Dengan cara ini, proses belajar akan menjadi lebih bermakna karena penilaian terhadap penguasaan peserta didik tidak hanya ditentukan oleh ujian akhir, tetapi juga oleh prestasi yang dicapai selama proses pembelajaran berlangsung.

Dalam bentuk tutorial yang Bersifat Latihan dan Penghayatan, Tutorial ini difokuskan pada pembentukan keterampilan serta sikap dan nilai. Oleh karena itu, tutorial ini dapat berbentuk: praktikum, praktek mengerjakan sesuatu dalam situasi buatan (simulasi), atau mengerjakan sesuatu dalam situasi yang sebenarnya.
Dalam kaitan ini, peran instruktur dan supervisor sangat penting. Tanpa kehadiran supervisor, tutorial ini tidak mungkin dilaksanakan. Terkait dengan esensi kegiatan ini, maka tempat praktek berupa ruangan dan fasilitasnya harus disediakan.
Kegiatan utama dalam tutorial jenis ini adalah latihan dan penghayatan, yang dilakukan secara sistematis.

2.      Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997) sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi atau interaksi antara sumber belajar dengan peserta didik.
Untuk menciptakan media pembelajaran yang baik, maka media tersebut harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya:
a.         Media pembelajaran harus mempunyai tujuan untuk memberikan dan meningkatkan motivasi peserta didik.
b.        Media harus merangsang peserta didik untuk mengingat apa yang sudah dipelajari.
c.         Media yang baik akan mengaktifkan peserta didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong peserta didik untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
d.        Penggunaan media harus terencana, untuk menghindari adanya komunikasi yang tidak lengkap, tidak tuntas, atau tertunda.

Selain harus memenuhi syarat di atas, media pembelajaran juga harus kita lihat dari sisi keefektifannya. Menurut Thorn (1995) ada enam karakteristik untuk menilai keefektifan sebuah media:
a.       Kemudahan navigasi; sebuah program harus dirancang sedemikian rupa atau sesederhana mungkin sehingga peserta didik tidak perlu belajar komputer dahulu secara menyeluruh.
b.      Kandungan kognisi; program ini harus mudah dicerna oleh peserta didik;
c.       Pengetahuan dan presentasi informasi; kedua kriteria ini untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program tersebut telah memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik atau belum.
d.      Integrasi media: media harus mengintegrasikan aspek-aspek pembelajaran yang harus dipelajari.
e.       Estetika media: yang digunakan harus mempunyai tampilan yang artistik sehingga menarik minat peserta didik.
f.       Fungsi secara keseluruhan: program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik, sehingga pada waktu peserta didik selesai menjalankan program dia akan merasa telah belajar sesuatu.Faktor pendukung maupun kendala perkembangan PJJ di indonesia.

3.      Menjelaskan faktor pendukung dan kendala di indonesia
a.       Faktor pendukung
-          Adanya USBJJ (Unit Sumber Belajar Jarak Jauh)
-          Adanya bantuan belajar berupa pelayanan akademik, administrasi, maupun pribadi melalui tatap muka maupun pemanfaat teknologi komunikasi.
-          Tutorial untuk bahan ajar yang digunakan.
b.      Kendala
-          Keterbatasan akses internet yang ada pada daerah pedalaman
-          Teknologi yang terbatas pada daerah tertentu
-          Kemajuan teknologi dan komunikasi yang kurang pada pelosok daerah
Penyuluhan untuk daerah-daerah pelosok tentang ICT


Finishing.... Semoga bermanfaat buat semua.. :D

Label:

Leave a Reply