Now.. it's time to update about PPJ (Pendidikan Jarak Jauh).... baru pertama juga ya belajar PJJ karena memang sebelumnya belum pernah belajar menggunakan konsep PJJ. Okay.. langsung aja kita bahas tugas hari pertama.... dan asiknya setiap tugas selalu di kirim via email... ya menggunakaan fungsi PJJ juga yaa... hehe...
1.
Mengapa PJJ?
Pembangunan dan sistem pendidikan di suatu negara
ditentukan oleh ciri-ciri politik-ekonomi-sosial-budaya bangsa yang
bersangkutan. Sejalan dengan alur berpikir itu pada umumnya semua kalangan,
yaitu politisi, pemerintah, ahli ekonomi, pendidikan, dan lain-lain, sepakat
bahwa pendidikan itu penting dan harus mendapat perhatian pokok dalam
pembangunan. Pelaksanaan pendidikan di berbagai negara khususnya negara-negara
berkembang menghadapi banyak masalah, seperti masalah, biaya, kendala anggaran,
kekuarangan buku teks, dan penggunaan alat bantu dosen yang kurang memadai,
sehingga menyebabkan berbagai dampak negatif seperti: pendidikan kurang
berkualitas dan kurang efisien, kurangnya penyediaan pendidikan yang relevan
dengan sasaran pembangunan, pembaharuan kurikulum, dan sulitnya jangkauan
pendidikan yang baik bagi kelompok miskin pedesaan dan mereka yang kurang
beruntung.
Untuk
mengatasi hal tersebut digunakanlah metode PJJ yang dapat memberikan kesempatan
bagi siap saja untuk meningkatkan kualitasnya, sambil tetap menjalankan tugas
mereka sehari-hari.
Smith
(1986:2-3) menyebutkan tiga faktor yang mendorong
penggunaan PJJ:
1.
Laju pertumbuhan yang
sangat cepat dari teknologi komunikasi seperti radio, televisi, telepon, dan
komputer.
2.
Karena perkembangan
yang cepat dari ilmu pengetahuan sendiri, orang dewasa, baik demi alasan
pekerjaan maupun minat, merasa perlu mencari bentuk pendidikan yang sesuai.
3.
Kenaikan biaya
pendidikan meningkatkan penggunaan metode PJJ.
Berdasarkan
faktor di atas, maka PJJ dapat diterima oleh mereka secara historis.
Perkembangan yang menjadi awal dari perkembangan pendidikan jarak jauh antara
lain:
Generasi
Pertama, Model korespondensi = Bahan Cetak)
Generasi
Kedua, Model Multi Media = Cetak, Kaset, Video Rekaman,
Pembelajaran berbasis komputer, Video Interaktif (VCD, DVD, dll )
Generasi
Ketiga , Model Pembelajaran Jarak Jauh = Telekonfrensi melalui
audio, Konfrensi melalui video, Siaran Televisi/Radio
Generasi
Keempat , Model Pembelajaran Fleksibel = Multimedia interaktif,
Akses internet, Komunikasi bermedia Komputer
Generasi
Kelima, Model E-Learning = Web-based courses (multimedia
terintegrasi), Komunikasi yang dimediasikan komputer
Generasi
keenam, Model Pembelajaran Bergerak (mobile) = Koneksi Nirkabel, Akses
internet melalui www (World Wide Web), Palm e-learning (sms, hp/komunikator,
personal data assistant).
2.
Pengertian PJJ?
Beberapa definisi yang diberikan para ahli
menjelaskan bahwa pendidikan jarak jauh adalah:
1. Suatu bentuk
pembelajaran mandiri yang terorganisasi secara sistematis, dimana konseling,
penyajian materi pembelajaran, dan penyeliaan serta pemantauan keberhasilan
siswa dilakukan oleh sekelompok tenaga dosen yang memiliki tanggung jawab yang
saling berbeda. Pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh dengan menggunakan
bantuan media (Dohmen,1967).
2. Suatu metode
pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat komunikasi antar
tenaga dosen dengan siswa, ditambah dengan adanya interaksi antar siswa dalam
proses pembelajaran (Mackenzie, Christensen, & Rigby, 1968).
3. Sistem
pendidikan yang tidak mempersyaratkan adanya tenaga dosen di tempat seseorang
belajar, namun dimungkinkan adanya pertemuan-pertemuan antara tenaga dosen dan
siswa pada waktu-waktu tertentu (French Law, 1971).
4. Suatu metode
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dikelola
berdasarkan pada penerapan konsep ban berjalan (division of labor), prinsip-prinsip
organisasi, dan pemanfaatan media sevata ekstensif terutama dalam reproduksi
bahan ajar, sehingga memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada siswa
dalam jumlah banyak pada saat bersamaan dimanapun mereka berada. Merupakan
suatu bentuk industri dari belajar dan dosenan (Peters, 1973).
5. Suatu metode
pembelajaran dimana proses dosenan terjadi secara terpisah dari proses belajar,
sehingga komunikasi antara tenaga dosen dan siswa harus difasilitasikan melalui
bahan cetak, media elektronik, dan media-media lainnya (Moore, 1973).
6.
Suatu bentuk pendidikan yang meliputi beragam bentuk pembelajaran pada berbagai
tingkat pendidikan yang terjadi tanpa adanya penyeliaan tutor secara langsung
dan atau terus menerus terhadap siswa dalam lokasi yang sama, namun memerlukan
proses perencanaan, pengorganisasian dan pemantauan dari suatu organisasi
pendidikan, serta penyediaan proses pembimbingan dan tutorial, baik dalam
bentuk langsung (real conversation) maupun simulasi (simulated
conversation) (Holmberg, 1977).
Dari
beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa PJJ adalah sekumpulan
metode pengajaran dimana aktivitas dosenan dilaksanakan secara terpisah dari
aktivitas belajar. Pemisahan kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik
dan non-fisik. Selain itu dalam PJJ juga menggunakan bermacam metode
pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media. Dengan demikian PJJ diharapkan
dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan dosen
yang berkualitas. Pada sistem pendidikan ini dosen dan peserta didik tidak
harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.
3.
Teori dan Filosofi PJJ?
Teori model pembelajaran, tidak hanya
dititikberatkan kepada penyampaian informasi kepada peserta didik, tapi juga
bagaimana peserta didik dapat mencerna dan membangun pengetahuan baru dari
informasi yang diperolehnya. Pandangan lama yang masih dipakai sampai saat ini,
adalah pendekatan penyampaian informasi yang diibaratkan seperti kerja
komputer. (Seamans,1990).
Dengan
konsep ini peserta didik akan mengembangkan gambarannya sendiri dan menggunakan
informasi yang diperolehnya untuk membentuk pengalaman baru, sesuai dengan daya
pikirnya.
Pendekatan
lainnya didasarkan kepada bagaimana membangun prinsip-prinsip, sehingga peserta
didik secara aktif membangun kemampuan yang dimiliki dengan berinteraksi dengan
bahan pembelajarannya. Ini merupakan dasar dari kecerdasan yang tersituasi (situated
cognition) (Streibel, 1991) dan pembelajaran berbasis masalah (Problem-based
learning) (Savery & Duffy, 1995).
Peserta
didik harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memberi makna melalui
pengalaman nyata. Peserta didik perlu dibiasakan untuk memunculkan ide-ide
baru, memecahkan masalah, dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya.
Dalam ide-ide konstruktif, biarkan peserta didik mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan esensi konstruktivisme bahwa peserta
didik harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke
situasi lain.
Apabila
dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Menurut Herbert A.
Simon, “Saat belajar terbaik manusia adalah saat berinteraksi dengan
dunia nyata, dan dari masalah yang dihadapinya”. Kondisi belajar
yang mendekati dunia nyata dan berdasarkan masalah yang dihadapinya dapat
memotivasi mereka dalam belajar.
Sholosser dan Anderson (1994) dengan mengacu kepada teori Desmond Keegan, menerangkan dalam
sistem PJJ harus mampu menciptakan interaksi belajar-mengajar yang
sesungguhnya tidak ada (abstrak) dan mengintegrasikannya ke dalam proses
pembelajaran.
Hillary Perraton (1988) mendefinisikan
peranan PJJ melalui pemilihan media yang efektif, sehingga pengajar tidak lagi
menjadi penyampai informasi namun hanya sebagai fasilitator, sehingga proses
pembelajaran akan menghasilkan kerangka pengetahuan di antara dosen dan peserta
didik.
PJJ
memerlukan interaksi yang tinggi antara pengajar dan peserta didik, sekalipun
di wilayah terpencil. Manfaat interaksi ini adalah: PJJ memperbolehkan peserta
didik untuk mendengar dan mungkin melihat pengajarnya, sebagaimana keharusan
dosen untuk menjawab pertanyaan atau komentar dari peserta didiknya.
4.
Karakteristik PJJ?
Menurut
Keegan sistem PJJ memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
Terpisahnya pengajar
dan peserta didik yang membedakan PJJ dengan pengajar tatap muka.
2.
Ada pengaruh dari suatu
organisasi pendidikan yang membedakannya dengan belajar sendiri di rumah (home
study).
3.
Penggunaan beragam
media-cetak, audio, video, komputer, atau multimedia untuk mempersatukan
pengajar dan peserta didik dalam suatu interaksi pembelajaran.
4.
Penyediaan komunikasi
dua arah sehingga peserta didik dapat menarik manfaat darinya, dan bahkan
mengambil inisiatif dialog.
5.
Kemungkinan pertemuan
sekali-sekali untuk keperluan pembelajaran dan sosialisasi (pembelajaran
diarahkan kepada individu bukan kepada kelompok).
6.
Proses pendidikan yang
memiliki bentuk hampir sama dengan proses industri.
Secara
umum dapat disimpulkan bahwa sistem PJJ didasarkan pada:
1.
Keterpisahan antara
peserta didik dan pengajar dalam ruang dan waktu.
2.
Pemanfaatan (paket)
bahan belajar yang dirancang dan diproduksi secara sistematis.
3.
Adanya pertemuan
pengajar dan peserta didik yang tidak terus menerus (non-contiguous).
4.
Organisasi pendidikan
melalui beragam media.
5.
Adanya penyeliaan dan
pemantauan yang intensif dari suatu organisasi pendidikan.
Implisit
dalam pengertian tersebut adalah kemandirian peserta didik dalam mengelola
proses belajarnya melaui pemanfaatan beragam pelayanan, baik yang disediakan
oleh organisasi pendidikan maupun yang tersedia di lingkungan sekitarnya, serta
adanya proses perencanaan yang dilakukan secara sistematis oleh suatu
organisasi pendidikan.
5.
Prinsip PJJ?
Tujuan dari proses pembelajaran dengan jarak jauh ke
depan adalah diharapkan dapat mengembangkan misi belajar sehingga dapat
memecahkan masalah di masyarakat dalam menghadapi tantangan kemajuan
perkembangan global.
Beberapa
prinsip yang menjadi landasan dalam PJJ, yakni:
a.
Prinsip 1 Kemandirian
·
Menentukan sendiri cara
belajar - perorangan, berpasangan, atau kelompok.
·
Pemilihan program
sesuai dengan pilihan sendiri.
·
Penggunaan aneka sumber
yang tersedia dan terjangkau.
·
Sesedikitnya mungkin
bantuan dan intervensi dari luar.
b.
Prinsip 2 Keluwesan
·
Jadwal yang relatif
bebas - kapan memulai, mengakses bahan belajar, mengikuti ujian/tes kemampuan.
·
Pindah jalur - formal, non
formal - formal.
·
Lintas jenis - umum,
kehususan/kejuruan, dsb.
·
Belajar sambil bekerja.
c.
Prinsip 3 Keterkinian
·
Pengembangan program
yang tepat saat (just-in time) bukan yang diperkirakan perlu (just in
case).
·
Penggunaan sumber
belajar terbaru.
·
Kemudahan dan kecepatan
untuk memperoleh informasi.
d.
Prinsip 4 Kesesuaian
·
Terkait langsung dengan
kebutuhan pribadi, maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan masyarakat.
·
Selaras dengan kondisi
dan karakteristik peserta didik.
·
Kesetaraan bobot
program.
·
Pengakuan atas
pengalaman (accreditation of prior learning).
e.
Prinsip 5 Mobilitas
·
Perpindahan antar
satuan pendidikan yang setara (akibat migrasi, dsb).
·
Lintas jenjang berdasar
kemampuan (melalui uji kompentensi, kurikulum atau portfolio).
6.
Pembelajaran PJJ?
Proses
pembelajaran menjadi penting untuk diuraikan karena akan menentukan kualitas
proses pembelajaran itu sendiri.
Beberapa
langkah proses pembelajaran antara lain:
a.
Pemilihan program
berdasarkan kebutuhan.
b.
Pengaturan waktu
belajar, waktu tes, dll.
c.
Mengikuti tutorial.
d.
Memanfaatkan bimbingan
dan konseling bila ada masalah.
Adapun
kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan dalam program pendidikan jarak jauh,
antara lain:
1.
Logistik,
yang meliputi:
a.
Materi pendidikan yang
anda harapkan.
b.
Bagaimana anda akan
menerima materi pendidikan tersebut.
c.
Bagaimana anda
diberitahu atau belajar, serta pengumuman dan pembatalan kelas.
2.
Persyaratan teknis, yang
meliputi:
a.
Peralatan komputer dan
internet, program dan spesifikasinya.
b.
Tipe dan versi program.
c.
Kemudahan mengakses
multimedia.
3.
Jadwalkan diri anda
sendiri dan bertahanlah pada jadwal yang telah ditetapkan, yaitu:
Sejalan dengan
silabus program pendidikan, atau yang telah dibicarakan atau dijelaskan dengan
instruktur atau keduanya.
4.
Jadwalkan
diri anda setiap hari/minggu untuk komunikasi umpan balik dengan instruktur
melalui tutorial. Adapun manfaat
Tutorial antara lain:
a. Menunjukkan kemajuan dan ketaatan.
b. Laporan perkembangan: instruktur harus memberikan umpan balik
pada anda mengenai kemajuan selama pelajaran. Mintalah jadwal evaluasi, kondisi
dan metode untuk kemajuan anda melalui materi-materi yang ada. Metode-metode
tersebut meliputi :
-
Tes-tes
yang meliputi penguasaan pengetahuan atau hasil dari tugas-tugas yang
diberikan.
-
Laporan-laporan,
proyek-proyek, kasus studi, rangkuman pendidikan, dan lain-lain.
-
Masukan
secara kualitatif dan kuantitatif dalam diskusi pelajaran dan proyek-proyek.
Adapun hal-hal yang harus diketahui bagi peserta didik dalam
mengikuti tutorial yakni, Informasi Kelas: Nama pengajar, nama asisten
pengejar, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail, dan
informasi lainnya.
Sekiaaan.... semoga bermanfaat untuk semuaa... :)